Banyuwangi Rebound, Ka. UPTD Puskesmas Singojuruh Telorkan Inovasi UBER BUMIL Cegah AKI & AKB

KABAROPOSISI.NET.|BANYUWANGI – Sebut saja  AHMAT KUNDORI, S. Kep. Ners, terhitung belum setahun menjabat sebagai Kepala UPTD Puskesmas Singojuruh Kabupaten Banyuwangi. Tengah merebaknya kasus Covid-19 di wilayah Kecamatan Singojuruh, bisa dibilang jadi gelanggang uji kemampuan AHMAT KUNDORI, S. Kep. Ners. Atasi semua persoalan menyangkut kesehatan bahkan keselamatan jiwa masyarakat dari ancaman virus Covid-19.

Al hasil meski tidak 100% sempurna soal Covid-19 dengan segala macam persoalan didalamnya mampu mengendalikannya. Namun AHMAT KUNDORI selaku Kepala Puskesmas merasa masih banyak tanggung jawab yang harus diselesaikan. Hal tersebut disampaikan kepada awak media saat ngobrol santai di ruang kerjanya.

“Saya dalam beberapa hari ini setelah Bu Bupati canangkan Banyuwangi Reebound, dan saat itu disinggung soal Angka Kematian Ibu (AKI) hamil. Yang mana diinformasikan bahwa Angka Kematian Ibu hamil di Jawa Timur tinggi. Di Banyuwangi pada tahun 2021 mencapai 46 orang, ini menurut saya angka yang tinggi. Dari 46 orang tersebut dominan kasus penyebab kematiannya adalah karena Covid-19, dan dari  kasus tersebut termasuk 2 kasus Kematian Ibu hamil warga Kecamatan Singojuruh. Satu meninggal karena Covid dan satu lagi meninggal karena HIV. Berangkat dari persoalan itu muncul keinginan saya untuk turut andil, abdikan ilmu pengetahuan yang diberikan oleh Allah Swt kepada saya. Bagaimana di Kecamatan Singojuruh ini, saya bisa antisipasi meminimalisir terjadinya kematian pada Ibu hamil”, ungkapnya dengan tulus.

Penasaran awak media lempar pertanyaan, apa yang akan dilakukan untuk mewujudkan cita-citanya bisa mengatasi dan meminimalisir terjadinya kematian Ibu hamil. AHMAT KUNDORI akan telorkan “Inovasi program yang disebutnya dengan istilah UBER BUMIL”. Berikut dijelaskan apa yang dimaksut dengan inovasi UBER BUMIL,

“Sebutan UBER saya ambil dari bahasa jawa yang punya makna mengejar yang maksutnya kita jemput bola mencari Ibu hamil yang ada di Kecamatan Singojuruh untuk dilakukan penanganan secara dini, bagaimana tentang kesehatannya, perawatan kehamilan, dan asupan gizinya. Sehingga kita sejak dini bisa medeteksi persoalan-persoalan kehamilan Ibu-Ibu sampai pada masa kelahiran bayi yang dikandungnya. Dan secara otomatis apa yang kita lakukan ini nantinya juga dalam rangka upaya cegah stunting. Nah UBER BUMIL sebenarnya adalah singkatan dari Usaha Bersama Mencari Ibu Hamil”, jelasnya.

Tambahnya, tentu inovasi program UBER BUMIL ini tidak hanya menjadi sebuah istilah saja, melainkan harus dibarengi dengan tindakan nyata terstruktur serta sistimatis. Kurang lebih sekilas diurai apa yang melatarbelakangi dan prioritas dari inovasi UBER BUMIL yang digagasnya diantraranya : 1. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang disebutnya prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia, 2. Angka Kematian Ibu (AKI) dari penyebab gangguan kehamilan, 3. Angka Kematian Bayi (AKB) sebelum mencapai umur 1 tahun.

Tujuan dari inovasi UBER BUMIL dijelaskan secara umum, yaitu tidak adanya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di wilayah Puskesmas Singojuruh. Secara khusus, a). Meningkatkan pengetahuan pada remaja dan Pasangan Usia Subur (PUS)/ Wanita Usia Subur (WUS) tentang gizi dan anemia, b) Cakupan K-1 murni dan akses sesuai target. Kemudian indikator keberhasilan adalah a) Pengetahuan remaja PUS/WUS tentang gizi dan anemia baik, b) Semua Ibu hamil mendapatkan layanan Ante Natal Care (ANC) di trimester 1.

Sementara langkah-langkah yang akan dilakukan untuk penerapan inovasi program UBER BUMIL antara lain : a. Pembentukan Tim Inovasi UBER BUMIL, b. Sosialisasi Inovasi UBER BUMIL kepada seluruh karyawan Puskesmas, Lintas sektor, dan Masyarakat, c. Pemberian SK UBER BUMIL. Adapun teknik pelaksanaan inovasi UBER BUMIL : a. Melibatkan kader dan muslimat dalam menemukan Ibu hamil sejak dini dan rujukan, b. Menemukan K-1 melalui periksaan Catin (Calon Pengantin) dan mematau Pasangan Usia Subur (PUS) setelah Catin, c. Bidan wilayah mengumpulkan data K-1 murni dan akses, d. Melakukan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) Terpadu di tiap trimester 1.

Harap AHMAT KUNDORI, S. Kep. Ners selaku Kepala UPTD Puskesmas Singojuruh dari inovasi UBER BUMIL gagasannya itu. Semua Ibu hamil K-1 dan Resiko Tinggi (Resti) di Kecamatan Singojuruh terdeteksi secara dini. Sehingga semua Ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC Terpadu. Dengan demikian bisa menekan terjadinya Ibu hamil Resiko Tinggi (Resti) dan secara otomatis Angka Kematiam Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) akan menurun. (r35).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *