Apandi : “Tanpa Bukti Yang Jelas, Saya Harap Masyarakat Tidak Lempar Isu Santet”

Kabaroposisi.net (Banyuwangi)

Masyarakat Dusun Blumbang Desa Singolatren Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi. Beberapa hari terakhir ini digoncang isu “Santet” sejak kejadian meninggalnya warga Dusun Blumbang inisial ‘MSR’ yang kurang lebih sudah 4 hari lalu lalu ke sekarang.

Isu “Santet” berkembang dan dihembuskan oleh beberapa warga yang kalau menurut istilah Banyuwangiannya “tembung jare” atau “katanya”. Sementara seorang warga yang masih dalam satu Dusun disebutlah inisial ‘SN’ jadi sasaran isu pemilik ilmu “Santet”. Lantaran ‘SN’ jadi konsumsi isu pemilik ilmu “Santet”, keluarganya tidak terima sampailah permasalahan membahayakan tersebut ke Kepala Desa Singolatren untuk dilakukan klarifikasi dan mediasi.

Dihadirkan oleh Pemerintah Desa Singolatren kedua belah pihak baik dari pihak keluarga ‘MSR’ (Almarhum) bernama ‘HRD’ dan pihak keluarga ‘SN’ Terlibat dalam penyelesaian permasalahan saat itu juga Kanit Binmas Polsek Singojuruh Aiptu Didik S, dari TNI Koramil 0825/13 Singojuruh Babinsa Singolatren Sertu Hadi Sucipto, dan Kepala Dusun Blumbang Gusnadi.

Sebagaimana disampaikan oleh Kepala Desa Singolatren Apandi Rabu 29/01/2020 saat dikonfirmasi di kantor desanya.

“Semua berawal ada cerita adu mulut antara Pak ‘SN’ dengan Pak ‘MSR’ masalah air di sawah. Terdengarnya seperti sebuah pertengkaran namun menurut saksi yang tahu saat itu, mereka saling lempar kata candaan saja. Setelah itu ‘MSR’ mengalami sakit perut dan diperiksakan ke 3 orang dokter oleh keluarga yang hasilnya sama vonis ‘MSR’ menderita Liver”, jelasnya.

Terkait munculnya isu “santet” disampaikan oleh Kades Apandi, tak puas dengan keterangan dokter kabarnya pihak dari keluarga ‘MSR’ yaitu anaknya bernama ‘HRD’ berinisiatif membawa ke seorang “dukun”. Informasi hasil yang diperoleh dari si “dukun” ‘MSR’ divonis sakit “busung” diganggu tetangga dekatnya. Selang beberapa hari ‘MSR’ meninggal dunia tepatnya 4 hari yang lalu. Pasca meninggalnya ‘MSR’ itulah ramai isu di masyarakat diisukan bahwa ‘MSR’ meninggal dalam kondisi “busung” karena disantet “SN”.

“Setelah saya lakukan klarifikasi dan mediasi dibantu oleh Kanit Binmas dan Babinsa, ‘HRD’ setelah dari rumah “dukun”  tidak bercerita apa-apa meski kata si “dukun” bapaknya kena “santet”, dan tidak melempar tuduhan kepada Pak ‘SN’. ‘HRD’ pun mengaku tidak tahu siapa yang menyebar isu bahwa bapaknya meninggal karena di “santet” Pak ‘SN’. Alhamdulillah setelah kami berikan pemahaman kedua belah pihak saling menyadari permasalahan selesai dan kita tarik pernyataan dari kedua belah pihak untuk tidak mempersoalkan fitnah yang berkembang karena memang bahaya. Oleh karena itu saya selaku Kepala Desa menghimbau kepada warga saya, untuk tidak mudah membuat isu apapun kalau tidak jelas atau tanpa bukti yang meyakinkan. Apalagi isu santet yang dikembangkan, ini sangat bahaya dan memicu fitnah-fitnah yang lain”, tegas dan himbau Kades Apandi.

Untuk memastikan warganya agar tidak main-main dan tidak mudah menebar isu-isu membahayakan itu. Kades Apandi mengaku akan melakukan sosialisasi kepada tokoh dan masyarakat di tiap dusun. Katanya akan disampaikan kepada masyaraktnya bahwa menyebar isu yang masih “tembung jare” atau katanya berbahaya dan beresiko hukum. (rh35/ktb).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *