Kabaroposisi.net.|BANYUWANGI – Di luar dugaan, kehadiran pada kegiatan Mahabbatun Nabi Majelis Ratib dan Sholawat, yang digelar oleh Fatayat Dusun Wijenan Lor Desa Singolatren Kecamatan Singojuruh Rabu 13/9/2023 (Malam Kamis), jama’ah yang jadir membludak. Halaman Masjid Baitur Rohman mendadak jadi lautan manusia, dan sekira 300 meter kanan-kiri bibir jalan raya terparkir ratusan kendaraan roda 2 dan roda 4.
Memastikan kendaraan jama’ah yang hadir aman, puluhan remaja dan masyarakat berjaga-jaga di area parkir. Setiap ada orang hendak keluar dan mengambil kendaraan harus menjawab pertanyaan penjaga parkir untuk memastikan kebenaran sebagai pemilik atas kendaraan yang akan dibawanya. Sementara jalur lintas dalam pengendalian puluhan rekan-rekan dari Banser Nahdlatul Ulama’ (NU) setempat.
Mahabbatun Nabi diawali dengan pembacaan Ratibul Haddad dilanjutkan dengan lantunan sholawat kepada Nabi Muhammad Saw, dengan iringan Hadrah/Marawis oleh para santri. Bendera panji-panji bergambar tokoh-tokoh ulama’ berkibar seiring dengan berlangsungnya lantunan Sholawat di sepanjang acara. Pantauan media, jama’ah Majelis Ratib dan Sholawat yang datang dari berbagai desa ada sekira 3000 jama’ah.
Apandi selaku Kepala Desa Singolatren atas nama Panitia Penyelenggara dibuat terbelanga dengan membludaknya jama’ah yang hadir. Dalam sambutan pemhormatannya Apandi mengaku bersyukur masyarakatnya guyub mengikuti kegiatan Mahabbatun Nabi. Artinya disadari bahwa sebagai hamba Allah butuh bekal akhirat, dan dengan gemar bersholawat berharap kelak di yaumil qiyamah mendapatkan syafaat Nabi Muhammad Saw. Kades Apandi juga berharap dengan adanya kegiatan rutin bersholawat bisa seimbang jalani hidup antara “Habblum Minannas dan Habblum Minallah-nya”.
Sementara untuk penyegaran rohani disampaikan oleh pembicara KH. Sunandi Zubaidi asal Desa Badean Kecamatan Rogojampi. Dalam penyampaian tauziahnya KH. Sunandi Zubaidi menggunakan logad dan bahasa yang mudah dipahami oleh jama’ah. Sesekali KH. Sunandi Zubaidi sedikit selipkan guyonan seperlunya, sehingga jama’ah tidak bosan dan tidak ada kesempatan untuk redup mata karena mengantuk.
Satu sisi dalam amatan awak media, kegiatan rutinan Mahabbatun Nabi oleh jama’ah Majelis Ratib dan Sholawat di beberapa tempat. Ternyata punya dampak ekonomi, yaitu jadi ladang kais rejeki para penjual jajanan/kuliner dan pernak-pernik, juga asongan. Tak hanya itu, ada juga warga gunakan kesempatan itu untuk berjualan alas tempat duduk jama’ah yang tidak kebagian fasilitas yang disediakan panitia. (r35).