Edy Wuryanto Dorong Usaha Kelor Hulu Sampai Hilir Di Blora

KABAROPOSISI.NET|Blora, – Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto bekerjasama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mendorong para pengusaha mikro kecil Blora mulai memahami ijin dan manfaatnya.

Dalam wawancara awak media bersama Edy Wuryanto didampingi ketua PAC PDIP Blora Kota Marga, Anggota DPR RI Edy Wuryanto memberikan Contoh soal usaha Daun kelor menjadi Usaha yang sangat pontensial. (14/11/2021)

Bacaan Lainnya

“Saya ingin kelor blora menjadi unggulan, dimana sebelumnya kelor blora sudah menembus pasar export, dan saya minta untuk di beck up BPOM, ternyata bahan daun kelor kering yang ada di Blora ini masih sangat kurang, bahkan mengambil daun kelor kering dari Madura, Sulawesi, NTT ” ungkapnya

” Ini sangat bagus kekurangan bahan bisa menjadi usaha untuk menanam daun kelor dengan harga yang bagus, daun kelor kering ,” terangnya.

Edy Wuryanto mendorong warga Blora untuk berusaha daun Kelor

Lebih lanjut Edy Wuryanto mengatakan,” temen temen blora yang sudah mengajukan produk. Moringa Organik ada 20 produk yang sudah mendapatkan ijin dari BPOM dan mampu menembus pasar export. Diantaranya kopi, jahe, serbuk, kapsul, shift oil dan bermacam macam.

Persoalannya utama nya pada kekurangan bahan baku, karena orang tidak mau menanam kelor, sebagian besar masyarakat masih beranggapan daun kelor mengandung mistik.
Dikatakanya, Kelor blora sudah mendunia, dibuktikan orang jerman dan timur tengah sudah datang ke blora, ini sudah wujud pengakuan dunia.

Tambah Edy Wuryanto anggota DPR RI ini usaha hilir yang sudah ada dan mendunia, tinggal ditarik ke hulunya. Karena budidaya kelor di Desa Ngawenombo Kecamatan Kunduran, Itu standard sertifikasi di series Jerman, Kalau sertifikasi lulus diwebsitenya series Jerman pasti akan di upload, ” ungkapnya

Contoh orang mencari moringa organik, langsung mendapatkan informasi dari series Jerman, dan orang pasti trust. Dan mengapa orang luar negeri sampai datang ke Ngawenombo karena informasi yang diberikan series Jerman, Akibat budidaya yang sudah menjadi standardnya mereka, ” Pungkasnya (GaS)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *