Lagi-Lagi Jalur Raya Singojuruh, Bikin Pengguna Jalan Terganggu

Kabaroosisi.net | BANYUWANGI – Hujan lebat selama sekira kurang lebih 5 jam Selasa 2/11/2021 mengguyur wilayah Kecamatan Singojuruh dan sekitarnya. Memaksa terjadinya luapan air dari saluran-saluran yang ada di pemukiman warga dan area persawahan.

Salah satunya terpantau media di area persawahan yang ada di sepanjang jalur raya penghubung Desa Sigojuruh menuju Singolatren dan sekitarnya. Mungkin karena buruknya penataan draisnase atau saluran-saluran, air tidak bisa tertampung dan teralirkan dengan baik.

Kondisi yang seperti itu membuat gorong-gorong pada sebuah jembatan kecil tak sanggup memberi ruang untuk mengatur deras air dengan debet yang tinggi berikut disertai sampah bawaan dari area persawahan. Sepertinya diketahui jembatan kecil yang ada sekira 100 m sebelah utara SMPN 1 Singojuruh itu sudah pernah dilakukan perbaikan karena alami jebol belum lama ini.

Lantaran drainase sisi barat sepanjang jalan Desa Singojuruh menuju Singolatren tidak berfungsi dengan baik ditambah gorong-gorong jembatan yang kurang memadahi. Aliran air dari area persawahan yang luar biasa derasnya memusat di satu titik gorong-gorong jembatan kecil dan muntah ke jalan. Sehingga spontanitas jalan raya menjelma menjadi sebuah kondisi mirip sungai.

Dari pihak Pemerintah Desa Singojuruh dalam hal ini Sekdes Habiby memberikan keterangannya kepada awak media (3/11 08:35) Sekdes. Membenarkan salah satu penyebab meluapnya air ke jalan karena gorong-gorong jembatan kurang besar.

“Betul mas, gorong2 berupa curvert box yang terpasang di jalan singojuruh-padang memang kurang besar, opsi yang pernah kami laporkan ke PU. Pengairan yaitu Pintu Pembagi Air di atasnya yang berjarak +/- 150 meter dari jembatan harus difungsikan, atau diberi pintu pengatur air, selama ini masih loss, tidak ada pintu airnya”, jelasnya.

Berikut terangkan bila ada pintu pengatur air sebagaimana dimaksut sebelumnya, kalau terjadi peningkatan debet air karena hujan larinya air bisa diarahkan ke saluran sekunder yang ada di wilayah perbatasan Desa Padang dan Singojuruh. Untuk solusinya Sekdes Habiby mengaku akan koordinasikan masalah terdebut dengan Kepala Desanya.

“Mungkin nanti kami laporkan ke Bpk Kades, untuk bisa dibuatkan pintu air darurat mas. Jadi fungsi pintu air nantinya mengontrol jangan sampai air masuk semua ke saluran tersier mas, harus diarahkan ke saluran sekunder. Jika tidak ada pintu air kan gak bisa mas untuk kontrol dan mengatur pembagian aliran air ya akhirnya yang terjadi seperti sekarang ini mas”, pungkas Sekdes Habiby.

Tak pelak karenanya pengguna jalan yang melintas dari arah berlawanan harus lebih hati selain karena genangan air, juga karena banyak material batu-batu kerikil dan sampah bawaan. Belum lagi geser sekira 200 m ke arah utara jalan rusak parah banyak kubangan. Karena genangan air tidak terlihat bagian-bagian mana yang ada kubangannya, kecuali warga yang sudan terbiasa masih bisa. Namun bagi yang tidak terbiasa melintas di jalur tersebut dipastikan kerepotan memilih jalan. (r35).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *