Gus Riza: “Bandara Dibangun, Insentif Guru Ngaji Harus Diperhatikan, Tour De Ijen Jalan Bosda Harus Jalan”

KH. Muhamad Riza Aziziy, M. IEB (GUS RIZA) Cawabup Banyuwangi nomor 01 (satu)

KABAROPOSISI.NET | BANYUWAANGI – Pernyataan “Bandara dibangun tapi insentif guru ngaji harus diperhatikan, Tour De Ijen jalan tapi BOSDA harus jalan”. Disampaikan oleh Calon Wakil Bupati Banyuwangi Paslon No. Urut (1) KH. Muhammmad Riza Azisiy, M.IEB (Gus Riza). Ketika hadiri undangan Fatayat Muslimat Ranting NU se Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi Selasa 13/10/2020.

Acara silaturrahmi yang digelar di Desa Badean Kecamatan Blimbingsari antara Fatayat Muslimat dengan Cawabup 01 (Gus Riza). Dihadiri juga Ketua DPC sekaligus Wakil Ketua DPRD Fraksi Demokrat Banyuwangi Michael Edy Hariyanto, SH, Wakil Ketua DPC Ngatoyo, Sekretaris DPC PD Julisetyo Puji Rahayu, Fraksi Demokrat Riccy AB, Ketua Bapillu Iwan Rudiyanto, SH, dan jajaran DPAC Partai Demokrat Blimbingsari.

Aacara diawali dengan kegiatan Istigozah bersana oleh Fatayat Muslimat. Pada kesempatan tersebut Michael Edy Hariyanto berkenan memberikan kata sambutannya. Michael mengaku sangat bersyukur, bahwa Fatayat Muslimat Blimbingsari kompak mendukung pasangan Yusuf dan Gus Riza. Menurut Michael tidak salah berikan dukungan pada Yusuf dan Gus Riza. Karena Michael yakin bahwa Paslon Yusuf Riza ingin menolong dan perjuangkan rakyat Banyuwangi bisa hidup sejahtera.

Berikut Michael sekilas jelaskan secara singkat program-progran Paslon yang diusung Partainya itu.

“Program utama mas Yusuf dan Gus Riza adalah disamping ekonomi, kesehatan, pendidikan dan banyak sampai 12 program. Tapi yang paling utama adalah ke depan menggerakkan ekonomi Rakyat karena ini yang dibutuhkan rakyat, akibat dampak dari Covid 19”, jelasnya.

Program yang lain diantaranya disampaikan oleh Michael untuk kaum ibu-ibu yaitu program Usaha Mikro Ibu-Ibu (UMI). Paparnya, dimana pasti seorang ibu menginginkan agar anaknya bisa sekolah, memang biaya BOS sudah ada. Tapi disebutnya di program Yusuf Riza akan berikan BOSDA.

“Untuk itu bagi ibu-ibu yang punya kreatif dan mau menambah penghasilan maka dapat melalui usaha kecil dengan berjualan modal disiapkan. Pak Yusuf dan Gus Riza akan memberikan dana bantuan 1 juta per 6 bulan untuk mengembangkan usahanya menggerakkan kegiatan ekonomi sehingga masyarakat bisa menuju hidup sejahtera”, urai Michael.

Sementara Gus Riza berterima kasih atas berkenanya Fatayat Muslimat menghadirkan untuk menyambung rasa, untuk mendengar aspirasi dan memberikan dukungan. Tentu harapannya adalah bagaimana Yusuf Riza bisa memberikan kontribusi yang terbaik, sehingga terpilih oleh masyarakat Banyuwangi emban amanah jadi Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi. Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada Partai Demokrat terutama kepada Michael Edy Hariyanto, yang telah memfasilitasi setiap kegiatannya.

Berikut Gua Riza perkenalkan dirinya adalah bagian dari keluarga besar Pondok Pesantren Darussalam Blokagung yaitu putra dari Kiyai Hisyam Syafa’at. Dan juga bagian dari keluarga besar Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Berasan Muncar karena Kiyai Nur yaitu pengasuh Pengasuh Pondok Pesantren Assiddiqi Jakarta adalah mertuanya.

“Saya adalah bagian dari keluarga besar Pesantren yang hari ini diberi kepercayaan untuk kemudian dapat memberikan kontribusi terhadap warna dan arti pembangunan di Banyuwangi ke depan”.

Gus Riza mengatakan bahwa secara pribadi kaget dan tidak sangka-sangka akan ikuti porses politik Pilkada Banyuwangi,

“Saya pribadi kaget ketika kemudian Allah Swt lewat para pimpinan Partai yang dimulai dari Partainya Pak Michael yaitu Partai Demokrat merekomendasi saya. Seolah ketiban sampur untuk maju jadi Calon Wakil Bupati Banyuwangi mendampingi Pak Yusuf Widyatmoko”.

Sekilas berkisah bahwa dalam proses menuju dan mengikuti Pilkada ini Gus Riza mengibaratkan dirinya akan ikuti pertandingan sepak bola sudah mau Kik Of susunan pemainnya masih belum tersedia. Bahkan strategi bertanding di lapangan pun belum dibuat. Sementara lawan persiapannya sudah matang siap dengan kostum lengkap dan siap berlaga. Sementara dirinya belum apa-apa. Tapi pada akhirnya meskipun sedikit tergesa-gesa berkat bantuan Partai Demokrat disusul Partai-Partai yang lain, maka masuk lapangan dan siap bertanding juga.

“Artinya tentu satu dari sisi modal kurang, tapi dari sisi yang lain saya meyakini Tuhan yang Maha Kuasa Allah Swt sejak menggerakkan hati para pimpinan Partai agar supaya di Banyuwangi mengalami perubahan, di Banyuwangi lebih sejahtera adil dan makmur. Inilah yang membuat saya menerima rekom-rekom dari Partai-Partai mendampingi Pak Yusuf”.

Satu keajaiban yang lain diceritakan oleh Gus Riza yaitu logikanya pasangan calon itu membangun komunikasi intens sebelumnya untuk bisa kompak maju bersama. Tetapi kata Gus Riza yang hanya bertemu sekali dengan Yusuf Widyatmoko baru sekali saja. Kontak batin yang kuat spontanitas gerakkan semangat untuk bersama maju demi perubahan Banyuwangi ke depan.

Dan Gus Riza berikan pencerahan bahwa Banyuwangi akan dibangun atas dua irisan besar yang mewakili atau represntasi masyarakat Banyuwangi yaitu atas jiwa Nasionalisme dan atas jiwa Religius. Berbagi tugas untuk sisi Nasionalis akan digarap oleh Yusuf dan sisi Religiusnya oleh Gis Riza.

Dipertegas lagi bahwa Bangunan masyarakat Banyuwangi yang seperti itu yaitu ada irisan Nasionalis dan Religiusnya. Maka program dan kebijakan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi termasuk alokasi anggarannya, kata Gus Riza. Harus tercerminkan bentuk kehidupan masyarakat Banyuwangi yang Nasionalis dan Religius. Berikut diberikan gambaran atau contoh.

“Contoh kalau kita punya bandara maka insentif guru-guru ngaji juga harus terpenuhi”.

Dijelaskan bahwa sudah ada komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan guru ngaji insentif yang tadinya hanya 500 ribu ke depan dinaikkan minimal 1,2 juta. Dan juga diprogramkan agar 1 keluarga miskin anaknya ada yang jadi sarjana, UMI dan seterusnya.

Pasalnya menurut Gus Riza dari 60 program ditarik garis lurus ada 9 program “Kerja Tuntas” pasangan Yusuf Riza mulai dari Iman dan Taqwa, Sehat dan Cerdas, Ketahanan Pangan, Karya Membangun, Melayani, Pemuda dan Olahraga, Pariswisata Seni dan Budaya, Perempuan Berdaya Keluarga Tangguh.

“Sederhananya bandara dibangun tapi guru ngajinya harus kita perhatikan, sederhananya Tour De Ijen jalan tapi BOSDA juga harus jalan, sederhananya Gandrung sewu tetap jalan tapi subsidi pupuk harus jalan”.

Diakhir pemyampaiannya Gus Riza katakan bahwa pembangunan fisik dan non fisik harus berjalan. Karena menurut Gus Riza kekayaan itu tidak terletak pada fisiknya melainkan pada batinnya. (ktb).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *