Karakter Pasar Wit Witan Sebagai Wisata Kuliner Ala Tempo Dulu Ternodai

KABAROPOSISI.NET.|BANYUWANGI –Kronologis digagasnya Pasar Wit Witan Desa Alasmalang Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi. Terinspirasi kuat karena keinginan selain untuk menggerakkan ekonomi masyarakat, juga untuk mendukung terciptanya sebuah tempat wisata kuliner dengan khas tampilan klasik ala tempo dulu.

Pantauan media desine dan konsep awal para penggagas saat itu tidak asal-asalan, apakah tentang tampilan lapak ala gubuk, tampilan busana pelapak tradisonal, properti yang digunakannya menghindari bahan plastik, dan khas kulinernya. Yang Karenanya Pasar Wit Witan menjadi Viral punya daya tarik tersendiri mampu sedot pengunjung baik dari dalam maupun luar kota Banyuwangi sebagai tempat wisata kuliner.

Bacaan Lainnya

Dalam dua minggu terkakhir ini tepatnya Minggu 16/8/2020 ada pemandangan penjual jasa tempat bermain anak-anak wahana modern terkesan menodai karakter Pasar Wit Witan.

Salah satu pelapak inisial “SG” mengaku bahwa para pelapak banyak yang tidak sepakat dengan keberadaan stan wahana modern tempat bermain anak-anak. Menurut “SG” penempatan stan tersebut tanpa musyawarah dengan pelapak. Hal yang sama disampaikan oleh “RN” ketika ditanya mengatakan,

“Pelapak ada yang berfikir kalau sepinya Wit-Witan karena keberadaan wahana itu, Dan Wit-Witan itu kan pasar kuliner, kok rasanya kurang pas kalau ada wahana itu. Cuma ketuanya sendiri kayaknya keberatan saat ada yang komplin”, tuturnya.

Diceritakan pula oleh seorang pelapak yang enggan disebut namanya di media, pada saat rapat paguyuban atau para pelapak Minggu itu dikomplin keberadaaan stan jual jasa tempat bermain anak-anak. Hanya saja para pelapak tidak berani protes menghindari terjadinya salah faham, tapi intinya banyak yang tidak setuju.

“Komitmennya Pasar Wit-Witan ini sebagai wisata kuliner bukan untuk wisata tempat bermain anak-anak”, celetuknya.

Tokoh juga pelapak di Pasar Wit-Witan “WB” tak juah beda dengan penturan yang lain sebelumnya,

“Ia mas itu kan ketuanya yang punya ide tapi tanpa musyawarah dengan anggota mas”, cetusnya.

Camat Singojuruh Trisetia Supriyanto, S.STP.,M.Si saat ngobrol dengan awak media di pos pantau menyesalkan dengan ditempatkannya penjual jasa mainan ala modern itu. Camat Tri menghawatirkan protokol kesehatan tidak diterapkan dengan baik oleh pengelolanya, apalagi anak-anak yang tidak ngerti apa-apa. (r35).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *