DPR RI Ibnu Multazam, “Petani Menjerit Keluhkan Pengurangan Pupuk Bersubsidi”

MAGETAN Kabaroposisi.net, – Anggota komisi IV, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Ibnu Multazam, datang ke Magetan untuk menyapa para petani khususnya di wilayah Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan. Bertempat di pendopo Kecamatan Panekan, dewan yang menduduki DPR-RI selama tiga periode tersebut, mensosialisasikan program Pemerintah di bidang pertanian. Rabu (4/3/2020).

Ibnu Multazam menyampaikan, kedatangannya di Magetan, selain untuk mensosialisasikan Program Pemerintah bidang pertanian, juga menampung unek-enek para petani dalam menghadapi kelangkaan pupuk yang terjadi saat ini.

“Setelah kita turun ke bawah, banyak para petani yang mengeluh tentang kelangkaan pupuk bersubsidi. Petani menginginkan lebih baik harga pupuk mahal sedikit tapi barangnya tersedia,” kata Anggota Komisi IV DPR-RI dari Frkasi PKB Dapil 7 Jawa Timur. Selain itu, untuk wilayah Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan, para petani juga mengeluhkan masalah kekeringan yang terjadi di Magetan apabila musim kemarau datang.

“Masalah pengairan kita akan proses melalui program pipanisasi dari Pemerintah. Disamping itu, Pemerintah juga memiliki program untuk membantu masyarakat seperti jalan usaha tani, perkebunan, peternakan dan penghijauan,” jelas Ibnu Multazam kepada Arya Media, Rabu (4/3).
Disisi lain, Amirudin selaku ketua gabungan kelompok tani (Gapoktan) membenarkan hal tersebut, bahwa pengurangan pupuk bersubsidi sebanyak 50%, sangat memberatkan para petani. Pihaknya juga berharap, Pemerintah bisa memberikan kompensasi terkait masalah pupuk tersebut.

Ibnu Multazam salah satu anggota DPR RI

“Pak Dewan tadi menyampaikan, akan mengusulkan ulang supaya HET dinaikkan sedikit tetapi kapasitas pupuk bisa terpenuhi. Karena, dengan pengurangan pupuk bersunsidi, akan berdampak kepada petani dan ini sudah mulai kesulitan,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk menyiasati agar tetap bisa bercocok tanam, petani dengan terpaksa membeli pupuk non subsidi dengan harga lebih tinggi dari pupuk bersubsidi. “Ini sudah mulai kesulitan mencari pupuk bersubsidi, kalaupun ada hanya pupuk non subsidi yang harganya lebih tinggi. Dan ini akan berpengaruh pada penghasilan para petani karena adanya pembengkakan biaya perawatan selama masa tanam,” tandasnya. (Ren/pri)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *