Tedy UT Support & Berbagi Pengalaman Dengan Pelapak Di Pasar Wit-Witan

Kabaroposisi.net (Banyuwangi)

Pasar Wit-Witan Desa Alasmalang Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi Minggu 16/02/2020 ramai pengunjung. Di salah satu sudut area pasar terlihat sosok tokoh yang selama ini ramai jadi konsumsi publik di media masa maupun medsos digadang-gadang sebagai salah satu Bakal Calon Wakil Bupati pada Pilkada 2020 mendatang.

Dia adalah Tedy Anugriyanto, SH yang namanya tidak asing lagi di dunia intertain dan dunia politik. Kalau di intertain pria yang oleh kaum milenial akrab dipanggil dengan Tedy UT, selain selaku CEO RAVI CHANNEL, juga sebagai artis dan pencipta lagu-lagu Banyuwangian masa kini. Sedang di dunia politik UT diketahui salah satu punggawa di Partai Demokrat Banyuwangi yang sempat turut meramaikan pesta demokrasi pada Pileg tahun kemarin.

Yang mana sosok UT saat itu dijuluki si “Pemburu Janda”, yaitu janda-janda tua yang rumahnya tidak layak huni diperbaikinya. Karena kebiasaan berbagi itu pula dikalangan santri pun Tedy UT cukup dikenal karena memang kerap kali silaturrahmi ke para Alim Ulama’ Kiyai dan sangat dekat juga dengan pedakwah kondang Miftah Maulana Habiburrahan (Gus Miftah).

Di Pasar Wit-Witan siang tadi, Tedy UT ngobrol-ngobrol bersama pengunjung dan pelapak pertanyakan banyak hal. Kepada pelapak Tedy UT memberi support dan berbagi pengalaman tentang bagaimana memenuhi hajat hidup. Kepada awak media Tedy UT menyampaikan, bahwa kalau Pasar Wit-Witan tiap Minggu ramai terus pengunjungnya. Maka tidak menutup kemungkinan kesejahteraan masyarakat terutama para pelapak akan meningkat. Tedy pun mengapresiasi sekali keberadaan Pasar Wit-Witan yang meski tidak terlalu istimewa lokasinya tapi mampu menyedot perhatian pengunjung.

“Banyuwangi ke depan memang perlu keberadaan aktivitas ekonomi seperti ini di setiap wilayah untuk meminimalisir terjadinya kesenjangan ekonomi. Nah dalam hal ini keterlibatan Pemerintah sangat diperlukan. Saya yakin perputaran uang di Pasar Wit-Witan ini lumayan besar. Oleh karena itu program-program pemberdayaan dan peningkatkan SDM sekiranya jadi program prioritas dalam setiap perencanaan pembangunan daerah. Kemajuan infrastruktur saya setuju, namun tak kalah penting adalah kesejahteraan masyarakatnya”, tuturnya saat dikonfirmasi.

Ada sedikit pemandangan menarik dan membuat pengunjung tertegun ketika Tedy alias UT tiba-tiba mengundang seorang pengamen masuk ke area Pasar Wit-Witan. Dia adalah seorang ibu-ibu sekira 50 tahunan dengan kostum Janger mengamen dengan cara menari menggunakan media alat sound gendong seadanya itu, membuat Tedy tersentuh hatinya. Sebenarnya oleh Tedy ibu si pengamen maunya langsung diberi rejeki saat itu. Namun terpaksa harus menari barang sebentar karena permintaan pengunjung.

“Yang seperti ini adalah jadi PR kita bersama mas, bagaimana seorang ibu-ibu seusia itu rela atau bisa dibilang nekad demi nafkah keluarga berkostum dan bermackup seperti itu. Saya yakin ibu tadi sebenarnya bukan penari Janger, semuanya spontan terlintas begitu saja karena terdesak keadaan. Tentu kiloan meter ibu tadi jalan kaki keluar masuk kampung, setelah itu berhenti dan harus menari dari rumah ke rumah. Saya berharap ke depan terutama Pemerintahan Desa prioritaskan usulan anggaran pada pemberdayaan kaum ibu-ibu. Sehingga tidak ada lagi pemandangan seperti tadi, saya paling riskan ketika berbicara soal seorang ibu mas. Saya sebagai insan seni bangga dengan tampilan seni oleh ibu tadi, tapi hati nurani gak mentolo (gak tega) melihatnya”, ungkapnya dengan rasa iba yang dalam. (rh35/ktb).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *